Perayaan hari besar islam salah satunya ialah
hari lahirnya sayyidina nabi muhammad s.aw. hari itu sudah merupakan momentum
tahunan yang di rayakan oleh umat islam di penjuru dunia sebagai bukti bahwa
kita mencintai nabi kita nabi muhammad s.aw yang mana beliau telah
menyelesaikan eksistensinya di bumi arab. Hingga pada kahirnya beliau sukses
membawa kita ke jalan yang lurus di bawah pada agama yang haq.
Ketika mengingat hari itu, tepat dengan sebuah
ciri khas yang telah membudaya pada masyarakat bahwa di hari maulid nabi
identik dengan buah-buahan yang melimpah yang biasa di jadikan sebagi hidangan.
Biasanya para masyarakat berbondong-bondong menuju masjid atau musholla
setempat untuk bersholawat kepadanya dan disaat itu pula masing-masing di
antara mereka membawakan buah-buahan. Tetapi setiap daerah memilliki cara yang
berbeda-beda dalam merayakanya. Ada yang biasanya cara perayaanya itu di list
dari rumah ke rumah dan yang menyiapkan hidanganya adalah sohibul hajah sebagai
tuan rumah. Tentu dengan aneka ragam cara masyarakat ini sudah merupakan
ketetapan yang di tanamkan oleh sesepuh nenek moyangnya, lalu bisa di katakan
cara dengan dominan masyarkat yang identik dengan buah-buahan ini sangat pas.
Tetapi ada yang perlu di wanti-wanti untuk menepis pemahaman arti dari
buah-buahan itu, jadi yang katanya identik dengan buah-buahan ini sangat sekali
tidak ada kaitanya dengan sukses atau tidaknya perayaan maulid nabi.
Oleh karena itu perlu di doktrin anak-anak
muda kita bahwa buah-buahan hanyalah sebuah budaya dan tidak sama sekali buah-buahan
yang utama. Tetapi satu terpenting adalah membaca sholawat bersama kepada
baginda nabi besar muhammad s.aw.
Ujungnya di kala kita di hadapkan pada saat ini, pada sebuah kecanggihan yang berbagai macam jargon sering di luncurkan sebagai senjata untuk mendoktrin pada pemahaman yang salah. Oleh karena itu pemahaman ini sangat penting agar jauh dari jargon yang sering membuludak. Takut nanti yang menjadi prioritas adalah buah-buahan itu terus perayaanya di istilahkan dengan maulid nabi jaman now. Jadi sama saja dalam merayakanya tiada jaman now. yang menjadi prioritas terletak pada pembacaan sholawat itu. Yang menjadi simbolis umat islam, sebagai lambang umat islam, sebagai bukti umat islam, mencintai baginda rosul.
A_Z
EmoticonEmoticon